SURVEY TOPOGRAFI

Survei topografi adalah suatu metode untuk menentukan posisi tanda-tanda (features) buatan manusia maupun alamiah diatas permukaan tanah. Survei topografi juga digunakan untuk menentukan konfigurasi medan (terrain). Kegunaan survei topografi adalah untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk gambar peta topografi. Gambar peta dari gabungan data akan membentuk suatu peta topografi. Sebuah topografi memperlihatkan karakter vegetasi dengan memakai tanda-tanda yang sama seperti halnya jarak horizontal diantara beberapa features dan elevasinya masing-masing diatas datum tertentu. Metode-metode yang umum digunakan untuk pemetaan topografi antara lain adalah :
  1. Metode tachymetri
  2. Metode offset
  3. Fotogrametri
  4. Pengukuran meja lapangan
Survei topografi memiliki beberapa penyebab terjadinya kesalahan, terutama sebagai berikut :
  1. Kontrol tidak diperiksa dan disesuaikan sebelum topografi diambil
  2. Jarak titik kontrol terlalu besar
  3. Titik-titik kontrol tidak dipilih dengan cermat
  4. Pemilihan titik-titik penggambaran kontur tidak baik
Kesalahan tipikal dalam survei topografi adalah sebagai berikut :
  1. Pemilihan interval kontur tidak tepat
  2. Peralatan untuk survei utama dan kondisi medan tidak memadai
  3. Kontrol horizontal dan vertikal tidak cukup
  4. Kontur yang diambil tidak cukup
  5. Beberapa rincian topografi hilang, seperti misalnya batas lereng atau titik tinggi atau titik rendah setempat.

Proses pemetaan topografi sendiri  adalah proses pemetaan yang pengukurannya langsung dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan survei teristris. Teknik pemetaan mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan perkembangan peralaatan ukur tanah secara elektronis, maka proses pengukuran menjadi semakin cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi, dan dengan dukungan teknologi GIS maka langkah dan proses perhitungan menjadi semakin mudah dan cepat serta penggambarannya dapat dilakukan secara otomatis.
Demikian pula wahana pemetaan tidak hanya dapat dilakukan secara teristris, namun dapat pula secara fotogrametris radargrametris, videografis, bahkan sudah merambah pada wahana ruang angkasa dengan teknologi satelit dengan berbagai kelebihannya.
Setiap wahana mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing masing, sehingga pemilihannya sangat tergantung dari tujuan pemetaan, tingkat kerinciaan obyek yang harus disajikan, serta cakupan wilayah yang akan dipetakan.
Secara garis besar langkah-langkah pemetaan secara teristris adalah sebagai berikut :
  1. Persiapan
Dalam proses pemetaan teristris, banyak hal yang harus dipersiapkan agar pemetaan dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Persiapan dalam hal ini adalah persiapan peralatan, perlengkapan dan personil.
  1. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan maksudnya adalah peninjauan lapangan lebih dahulu untuk melihat kondisi medan secara menyeluruh, sehingga dari hasil survey ini akan dapat ditentukan:
  1. Teknik pelaksanaan pengukurannya
  2. Penentuan posisi titik-titik kerangka peta yang representative dalam arti distribusinya merata, intervalnya seragam, aman dari gangguan, mudah untuk mendirikan alat ukur, mempunyai kapabilitas yang baik untuk pengukuran detil, saling terlihat dengan titik sebelum dan sesudahnya, dan lain-lain.
    1. Survei Pengukuran
Survei pengukuran dalam hal ini meliputi:
  1. Pengukuran kerangka peta
  2. Pengukuran detil
  3. Pengolahan data (perhitungan)
Setelah dilakukannya pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data yang sudah di dapat dari lapangan. Beberapa hal yang dilakukan dalam pengolahan data adalah:
  1. Perhitungan kerangka peta (X, Y, Z)
  2. Perhitungan detil (X, Y, Z) atau cukup sudut arah / azimuthnya, jarak datar, dan beda tinggi dari titik ikat.
  3. Plotting atau penggambaran
Beberapa hal yang dilakukan pada proses penggambaran adalah:
  1. Penggambaran  Titik-titik kerangka peta
  2. Penggambaran titik-titik  detil
  3. Penarikan garis kontur
  4. Editing
  5. Simbolisasi

0 komentar :

Post a Comment